Rabu, 17 Desember 2008

HAKIKAT IPA


HAKIKAT IPA

Pada hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan segi pengembangan sikap.

1.IPA Sebagai Produk.

Produk IPA meliputi :

a.Fakta.

Fakta merupakan keadaan sebenarnya dari sesuatu. Fakta diperoleh dari observasi. Fakta memiliki dua ciri yaitu dapat didemonstrasikan dan dapat diamati secara langsung. Contoh: Manusia pada umumnya memiliki dua tangan dan masing-masing tangan terdapat lima jari.

b.Konsep.

Konsep adalah kumpulan fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh: Ayunan sederhana adalah ayunan dari satu benda yang digantungkan pada suatu titik tetap dengan tali yang massanya dapat diabaikan.

c.Prinsip.

Prinsip adalah kumpulan dari fakta-fakta dan konsep-konsep yang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh: Zat padat massa jenisnya lebih kecil dari zat cair dimasukkan apabila dimasukkan kedalam zat cair akan mengapung atau melayang (tidak tenggelam sepenuhnya).

d.Teori dan Hukum.

Teori adalah sekumpulan prinsip yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Teori biasanya berlaku sementara sampai disangkal atau direvisi. Contoh: Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia merupakan hasil evolusi bertahun-tahun dari monyet.

Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan dari pengkhususanya dalam menunjukkan hubungan antar variabel dan bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian. Contoh: Hukum Charles dan Gay Lussac: Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga tetap maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya.

2.IPA Sebagai Proses.

Yang dimaksud disini yaitu proses mendapatkan IPA. Berikut ini merupakan tahapan dari proses penelitian.

  1. Observasi.
  2. Klasifikasi
  3. Interpretasi.
  4. Prediksi.
  5. Hipotesis.
  6. Mengendalikan variabel.
  7. Merencanakan dan melaksanakan penelitian.
  8. Inferensi.
  9. Aplikasi
  10. Komunikasi.

3.IPA sebagai Pemupukan Sikap.

Ada sembilan sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD/MI yaitu:

  1. sikap ingin tahu.
  2. sikap ingin mendapakan sesuatu yang baru.
  3. sikap kerja sama.
  4. sikap tidak putus asa.
  5. sikap tidak berprasangka.
  6. sikap mawas diri
  7. sikap tanggung jawab.
  8. sikap berpikir bebas.
  9. sikap kedisiplinan diri.

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH


PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

A. Pengertian.

Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan kemampuan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.

B. Ciri-ciri Khusus Pembelajaran Berdasarkan Masalah.

Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. pengajuan pertanyaan atau masalah.
  2. berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu.

Siswa meninjau masalah tersebut dari banyak mata pelajaran. Contoh: masalah banjir mencakup berbagi terapan mata pelajaran seperti IPA dan IPS.

3. penyelidikan autentik.

Siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

4. menghasilkan produk dan memamerkannya.

Produk berupa laporan, foto, video,dan lain-lain. Produk tersebut dapat disampaikan atau didemonstrasikan kepada teman.

5. kolaborasi.

Siswa bekerja sama dengan temannya dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah.

C. Manfaat pembelajaran Berdasarkan Masalah.

Pembelajaran ini bermanfaat untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual, siswa belajar berbagai peran orang dewasa melalui simulasi.

D. Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah.

Berikut ini merupakan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan masalah:

Tahap-1 :

Orientasi siswa pada masalah

Tahap-2 :

Mengorganisasi siswa untuk belajar.

Tahap-3 :

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.

Tahap-4 :

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Tahap-5 :

Menganalisa proses pemecahan masalah.

E. Peran Guru Dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Peran guru dalam pembelajaran ini yaitu:

  1. mengorientasi siswa kepada masalah autentik yaitu masalah kehidupan nyata.
  2. memfasilitasi/membimbing penyelidikan, misalnya melakukan pengamatan.
  3. memfasilitasi dialog siswa.
  4. mendukung belajar siswa.